SORONG (Suara Karya): Kepala Sub Divre Bulog Sorong, Drs Junaedi Jamila mengatakan, warga Sorong Raya, Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Tambrauw dan Raja Ampat di Papua Barat, jangan khawatir dengan stok beras yang ada, karena beras Bulog di daerah ini melimpah. Stok beras aman sampai delapan bulan mendatang.
Lebih lanjut Junaedi merinci, stok beras Bulog di Sorong Raya untuk delapan bulan ke depan masih melampaui konsumsi masyarakat akan bahan makanan ini. Lalu stok beras Bulog di gudang Kota Sorong hingga kemarin sebesar 8.212 ton dan baru masuk lagi 3 ribu ton, jauh dari konsumsi warga daerah ini per bulan yang hanya 1.500 ton.
Khusus untuk Kabupaten Sorong Selatan dan Kabupaten Maybrat, konsumsi beras bulog dipasok dari Kantor Bulog Teminabuan.
Tapi khusus konsumsi beras Bulog di wilayah kerja Sub Divre Sorong, untuk golongan Raskin tercatat Kota Sorong 1.971 ton, Kabupaten Sorong dan Kabupaten Tambrauw 1.115 ton dan Kabupaten Raja Ampat 609 ton dan baru saja ditambah lagi 500 ton.Junaedi Jamilla kepada wartawan di Sorong, kemarin menjelaskan, harga beras Bulog di pasaran setempat Rp 7.500/kg. sedangkan untuk harga beras raskin Rp 1.600/kg.
Ia menambakan, penyaluran beras Bulog dilakukan dari gudang Bulog hanya sampai ke ibu kota distrik (kecamatan ). Sedangkan dari ibu kota distrik ke kampung-kampung (warga penerima ) bukan kewenangan Bulog lagi.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga beras khusus Bulog pada Ramadhan, dalam waktu dekan diadakan operasi pasar. "Pihak Bulog akan bekerjasama dengan Pemda setempat dalam urusan operasi pasar tersebut," kata Junaedi.
Menyangkut transportasi raskin dari ibu kota distrik sampai di warga penerima, selama ini menjadi kendala utama bagi warga daerah ini. Karena itu, saat ini Pemerintah Kabupaten Sorong, mulai mendukung masalah tranportasi raskin tersebut.
Kepala Humas Kabupaten Sorong Marthen Nebore M.Si, mengatakan, untuk transportasi Raskin ke kampung-kampung pelosok kabupaten ini tak masalah.
"Kami bekerjasama dengan Bulog Sorong. Jadi dari gudang Bulog hingga ibu kota distrik urusan Bulog Sub Divre Sorong. Sedangkan dari ibu kota distrik hingga ke kampung-kampung pelosok, transportasinya ditanggung oleh Pemda Kabupaten Sorong," kata Nebore, kepada pers di Aimas,ibu kota Kabupaten Sorong, kemarin.
Ia meyakinkan, menghadapi puasa Ramadhan dan hari-hari besar keagamaan lainnya, Raskin di Kabupaten Sorong lancar sampai ke warga penerima. Ia selalu berupaya agar raskin sampai ke kampung-kampung pedalaman dengan lancar dan harganya tetap Rp 1.600/kg. (Yacob Nauly)
Rabu, 25 Juli 2012
Senin, 25 Juni 2012
Ada 4 Jenis Penyu di Abun Tambrauw
Manokwari, lenterapapuabarat.com (19/06/2012) – Tujuh jenis penyu yang masih hidup di dunia, empat diantaranya berada di Kepala Burung Papua Barat, tepatnya di perairan Kabupaten Tambrauw. Keberadaan penyu ini mendapat perhatian dari segi konservasi karena terancam.
Creusa Hitipeuw,Marine Species Conservation WWF-Indonesia, kepada wartawan, menyatakan, kehadiran 4 jenis penyu di Abun, Tambrauw ini merupakan keragaman hayati di Bentang Kepala Burung Papua. Di daerah atau negara lain, hanya bisa ditemukan 1-2 jenis penyu saja.
Adapun keempat jenis penyu yang ada di Abun, yakni Penyu Belimbing yang populasinya diperkirakan mencapai 4.000 ekor, Penyu Lekang 500 ekor, Penyu Hijau 200 ekor, dan Penyu Ssik 500 ekor. Penyu di Abun ini dapat berimigrasi hingga sampai di Canada, Amerika,Selandia Baru, Kepulauan Salomon dan Papua New Guinea.
Khususnya Penyu Belimbing merupakan salah satu reptil terbesar di dunia dan keberadaannya sudah sangat terancam sehingga masuk dalam daftar CITES sebagai hewan yang hampir punah jika tidak dilindungi. Pantai Jamursba medi dan Warmon di Kepala Burung Papua, Kabupaten Tambrauw merupakan tempat peneluran terbesar di Pasifik. “Keberadaan LSM konservasi seperti WWF Indonesia telah mengubah kesadaran masyarakat tentang pentingnya penyu ini,” ujar Creusa.
Namun demikian faktor ekonomi menyangkut kesejahteraan masyarakat lokal menjadi alasan utama seringkali timbulnya permasalahan antara masayarakat pemilik hak ulayat dengan pihak LSM konservasi itu sendiri. Ancaman terhadap penyu bervariasi terutama yang dilakukan oleh manusia, baik langsung maupun tidak langsung. Penyu dewasa dan juvenil sering tertangkap oleh jaring/pukat dan long line. Ancaman terhadap telur dan penetasannya, degradasi dan hilangnya habitat peneluran dan ancaman oleh polusi di air laut.
Dikatakan, tantangan yang terbesar dan paling kompleks dalam kegiatan konservasi penyu adalah merubah perilaku atau kebiasaan dari masyarakat pesisir lokal. Ancaman lainnya, pembuatan talud di pesisir pantai.[LTR-03]
Creusa Hitipeuw,Marine Species Conservation WWF-Indonesia, kepada wartawan, menyatakan, kehadiran 4 jenis penyu di Abun, Tambrauw ini merupakan keragaman hayati di Bentang Kepala Burung Papua. Di daerah atau negara lain, hanya bisa ditemukan 1-2 jenis penyu saja.
Adapun keempat jenis penyu yang ada di Abun, yakni Penyu Belimbing yang populasinya diperkirakan mencapai 4.000 ekor, Penyu Lekang 500 ekor, Penyu Hijau 200 ekor, dan Penyu Ssik 500 ekor. Penyu di Abun ini dapat berimigrasi hingga sampai di Canada, Amerika,Selandia Baru, Kepulauan Salomon dan Papua New Guinea.
Khususnya Penyu Belimbing merupakan salah satu reptil terbesar di dunia dan keberadaannya sudah sangat terancam sehingga masuk dalam daftar CITES sebagai hewan yang hampir punah jika tidak dilindungi. Pantai Jamursba medi dan Warmon di Kepala Burung Papua, Kabupaten Tambrauw merupakan tempat peneluran terbesar di Pasifik. “Keberadaan LSM konservasi seperti WWF Indonesia telah mengubah kesadaran masyarakat tentang pentingnya penyu ini,” ujar Creusa.
Namun demikian faktor ekonomi menyangkut kesejahteraan masyarakat lokal menjadi alasan utama seringkali timbulnya permasalahan antara masayarakat pemilik hak ulayat dengan pihak LSM konservasi itu sendiri. Ancaman terhadap penyu bervariasi terutama yang dilakukan oleh manusia, baik langsung maupun tidak langsung. Penyu dewasa dan juvenil sering tertangkap oleh jaring/pukat dan long line. Ancaman terhadap telur dan penetasannya, degradasi dan hilangnya habitat peneluran dan ancaman oleh polusi di air laut.
Dikatakan, tantangan yang terbesar dan paling kompleks dalam kegiatan konservasi penyu adalah merubah perilaku atau kebiasaan dari masyarakat pesisir lokal. Ancaman lainnya, pembuatan talud di pesisir pantai.[LTR-03]
Jumat, 15 Juni 2012
Langganan:
Postingan (Atom)